
Bravo Psikologi -- Pada tanggal 10 mei 2018, mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan Internasional Prodi Psikologi Islam Fakultas Psikologi UIN Raden Fatah Palembang berkesempatan berkunjung Ke Pattani Thailand. Pattani (Thai ???????) merupakan salah satu provinsi (changwat) di selatan Thailand yang bertetangga (dari arah selatan tenggara searah jarum jam) adalah Narathiwat (Menara), Yala (Jala) dan Songkhla (Senggora). Masyarakat Melayu setempat menyebut provinsi mereka, Patani Darussalam atau Patani Raya. Pattani merupakan salah satu daripada empat provinsi Thailand yang mempunyai mayoritas penduduk beragama Islam (80%). Daerah yang sebagian besar penduduknya beragama Islam. Total jumlah penduduk Thailand 70 juta dan 80% nya beragama Buddha. Islam 10%, dan lainnya adalah Hindu, Kristen, Konghucu, dan agama Sikh.
Nama Pattani berasal dari dua perkataan Bahasa Melayu logat setempat yaitu "Pata" ("Pantai") dan "Ni" ("Ini"). Sebagai salah satu wilayah baru yang terbentuk dari Negara Patani awal, demografinya tidak jauh berbeda dengan provinsi-provinsi mayoritas Melayu Islam yang lain. Al-Fattani adalah dari perkataan Bahasa Arab bermaksud kebijaksanaan atau cerdik, karena di situ tempat lahirnya banyak ulama dan cendikiawan berbagai golongan dari tanah melayu (jawi). Banyak juga yang menjadi ahli tafsir Al-quraan, pengarang kitab bahasa Arab dan bahasa Melayu serta banyak juga yang telah menjadi tenaga pengajar di tanah Arab kebanyakan dari Fattani maka orang-orang Arab menggelar mereka adalah orang Fattani. Fattani adalah serambi Mekah di gelar Fattani Darulsalam.
Kami juga berkesempatan untuk mengunjungi Universiti Fatoni yang beralamat di 135/8 Moo 3, Tambon Khao Tum Chau Thanh Daerah Pattani Thailand. Universitas Fatoni banyak dikunjungi tamu mancanegara karena mahasiswanya berasal dari 14 negara, di antaranya China, Kamboja, Laos, Myanmar, Papuanugini, Yordania, Arab Saudi, juga Indonesia. Mahasiswa terbanyak adalah dari China dan Kamboja. Universitas Fatoni memiliki 4000 mahasiswa, tersebar di empat fakultas, yaitu Fakultas Pengajian Islam dan Undang-Undang (PAI), Fakultas Sastra dan Sains Kemasyarakatan, Fakultas Sains dan Teknoligi dan Fakultas Pendidikan.
MULANYA institusi pendidikan ini bernama Yala Islamic College (YIC) yang letaknya di Provinsi Yala. Kampus ini kemudian mendapatkan bantuan dari Timur Tengah, berupa dana pembangunan gedung baru. Didirikanlah bangunan baru di daerah Provinsi Pattani. Niat awal kampus ini akan berganti nama menjadi Patani Islamic University. Namun, kondisi politik di Thailand Selatan saat itu tidak memungkinkan memakai nama Patani maupun Pattani. Akhirnya, diubah menjadi Yala Islamic University (YIU). Meskipun berada di wilayah Pattani, tetap digunakan nama Yala. Bagi pemerintah Thailand, Patani identik dengan Melayu dan Melayu diidentikkan dengan Islam. Di wilayah inilah lahirnya ‘pemberontakan’ Patani Merdeka—seperti Aceh dan Indonesia. Karena alasan itu, kampus tersebut diberi nama Yala Islamic University (YIU), tak boleh pakai nama Patani.
YIU satu-satunya universitas di Thailand yang menggunakan kata “Islam” pada nama kampusnya. Sekarang kampus ini berganti nama lagi menjadi Fatoni University (FTU). Dengan alasan politik, kata “Islam” dilesapkan sehingga tidak disebut Fatoni Islamic University. Kata Fatoni maksudnya adalah Fathanah ‘menyampaikan’ yang notabene adalah Islam juga. Pengakuan beberapa mahasiwa dari luar Thailand, mereka memilih Fatoni University karena metode belajarnya yang menerapkan cara Islami. Setiap kelas dipisah antara mahasiswa perempuan dan laki-laki. Namun, bagi kelas yang jumlahnya sedikit, diperkenankan gabung laki dan perempuan, dengan ketentuan duduknya tak boleh berbaur. Tangga naik ke tingkat dua dan seterusnya juga dipisah antara laki dan perempuan. Tangga bagi perempuan diletakkan sebelah kanan, sedangkan sebelah kiri tangga untuk kaum adam. Berlaku bagi semua fakultas.
Mahasiswanya berpakaian sopan. Perempuan mengenakan jilbab hingga menutupi pusat. Tidak kurang pula yang bercadar. Bagi yang laki, semua memakai baju lengan panjang. Jika ada kegiatan kampus, juga dipisah antara laki dan perempuan. Misalkan, laki-laki kompetisi bola, sedangkan perempuannya kompetisi memanah. Hal menarik lainnya adalah soal menjaga salat berjamaah. Setelah kami berkeliling kampus, kami berkesempatan sholat di masjid kampus yang tampak megah dan bersih. Setiap zuhur dan ashar, masjid kampus penuh dengan mahasiswa dan dosen yang berjamaah. Ada aturan antara azan dan iqamad diberi rentang masa 10 menit. Tujuannya, tertentu yang jauh dari masjid masih dapat menyusul berjamaah. Universiti Fatoni tampak islami, luas, pemandangannya asri dan memiliki fasilitas yang mumpuni guna membantu mahasiswa dalam proses belajar. Semoga kegiatan ini dapat membuka wawasan mahasiswa dan memotivasi program studi meningkatkan pelayanan. (Tia/Edo)